LAPORAN PRATIKUM ISOLASI BAKTERI DARI SAMPEL SAYUR DAN AIR
LAPORAN PRAKTIKUM
ISOLASI BAKTERI DARI SAMPEL SAYUR DAN AIR
NAMA : REVI NOVITA SARI
NPM : F0I020036
TINGKAT : 1(SATU) B
NAMA DOSEN : SUCI RAHMAWATI, M.FARM, APT
PRODI D3 FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
BAB I
TUJUAN
Praktium kali ini bertujuan untuk mempelajari tata cara mengisolasi bakteri sehingga bisa mendapatkan biakan murni.
BAB II
LANDASAN TEORI
Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat - sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, di mana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media(Volk,1993).
Medium nutrient agar berfungsi untuk membiakan berbagai macam mikroorganisme serta kultur bakteri. Menurut Wati (2013) mikroba yang hidup di alam terdapat sebagai populasi campuran dari bebagai jenis mikrobia yang berbeda prinsip dari isolasi mikrobia dalam memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya dari lingkungannya di alam dan ditumbuhkan dalam medium buatan. Pertumbuhan mikroba dapat dilakukan dalam medium padat, karena dalam medium padat sel-sel mikroba akan terbentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya.
Populasi mikroorganisme yang ada di alam sekitar kita ini sangatlah besar dan cukup kompleks. Beratus spesies mikroba menguasai setiap bagian tubuh kita seperti mulut, saluran pencernaan dan kulit. Mereka terdapat dalam jumlah yang cukup besar. Sebagai contoh, sekali kita bersin dapat menebarkan beribu- ribu mikroorganisme. Udara, tanah, dan air yang merupakan komponen alam sebagai tempat tinggal kita juga dihuni oleh beragam mikroorganisme. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, kapang dan sebagainya. Populasi dari mikroba yang ada di lingkungan ini sangatlah beraneka ragam dan masih dalam bentuk campuran Oleh karena itu, di dalam penelaahan terhadap suatu mikroorganisme, selain ditumbuhkan juga perlu dilakukan isolasi. Isolasi mikroba berarti memisahkan satu jenis mikroba dari biakan campuran menjadi satu biakan murni (populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk) Penelitian yang layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik untuk memisahkan populasi campuran yang rumit ini, atau yang biasanya dikenal dengan istilah biakan campuran, menjadi spesies yang berbeda- beda yang dikenal dengan istilah biakan murni, dengan kata lain terdiri dari beberapa jenis mikroorganisme atau belum murni. Biakan murni ini terdiri dari satu populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk (Hans, 1996).
Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu: isolasi pada agar cawan, isolasi pada medium cair, dan Isolasi sel tunggal. 1) Isolasi pada agar cawan Prinsip isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: Metode gores kuadran, dan metode agar cawan tuang Metode gores kuadran. Bila metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satu sel. Metode agar tuang Berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang menggunakan medium agar yang dicairkan dan didinginkan (50oC), yang kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah di atas permukaan/di dalam cawan. 2) Isolasi pada medium cair Metode ini dapat dilakukan apabila mikroorganisme tidak dapet tumbuh pada agar cawan. Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa kali pengenceran. Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar. 3) Isolasi sel tunggal Metode ini dilakukukan apabila mikroorganisme berukuran besar dan tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan atau medium cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara aseptis (gandjar, 2006).
Cara infeksi dari mikroorganisme penyebab pembusukan dapat berbeda yang dat dibagi manjadi tiga, yaitu; 1) infeksi laten, 2) infeksi melalui luka setelah panen, 3) infeksi langsung pada produk utuh. Infeksi laten adalah cara infeksi yang dilakukan saat produk masih dikebun tumbuh bersama tanaman induknya. Padakondisi dimana produk masih di kebun umumnya masa mikroorganisme pembusuk tidak dapat tumbuh dan berkembang tetapi dalam keadaan dorman (Nazaruddin. 2000).
Infeksi mikroba pembusuk bisa terjadi sebelum atau sesudah panen Infeksi sebelum panen dikenal sebagai latent infection dimana mikroba masuk ke jaringan sel sehat sewaktu inang masih muda dan dormansi sampai komoditi dipanen. Pertumbuhan sel mikroba mulai berlangsung saat komoditi mengalami perubahan struktur jaringan sel akibat ripening atau kelewat masak sehingga jaringan sel mudah dirusak oleh mikroba pembusuk sebagai akibat kandungan gizi komoditi (Utama, S, 2006).
Faktor-faktor utama bagi perkembangan penyakit pasca penen komoditi hortikultura adalah inang (tanaman), penyebab penyakit (microorganisme) dan lingkungan.Peristiwa pembusukan pada sayuran dan buah dapat disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme seperti jamur dan bakteri. Mikrobia yang tumbuh dalam komoditi satu denganyang lainnya sangat berbeda sekali. Dalam hasil pertanian tersebut tidak jarang yang gagal dalam panen. Mikroba yang tumbuh pada sayur dan buah terutama saat pascapanen sangat tidak baik. Maka dari itu, perlu adanya usaha agar sayur dan buah yang dipanen bebas dari mikroba sehingga layak dikonsumsi. Produk holtikultura seperti sayur pada umumnya tidak memiliki daya simpan yang lebih lama dibandingkan dengan yang buah-buahan. Dan sayuran biasanya tidak di perlakukan dalam penyimpanannya akan tetapi hanya di tempatkan pada suhu yang rendah, sedagkan untuk buah-buahan dalam mencegah terjadinya pencepatan pembusukan dapat dilakukan dengan pelapisan lilin, pengemasan dan lain-lain hal ini juga bertujuan untuk mencegah masuknya atau menempelnya bakteri dan jamur yang dapat menyebabkan rusaknya buah-buahan.
Media biakan yang mampu mendukung optimalisasi pertumbuhan milroorganisme harus dapat memenuhi persyaratan nutrisi bagi mikroorganisme. unsur tersebut berupa garam organik, sumber energy (karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Selain itu dapat pula ditambahkan komponen lain seperti senyawa organik dan senyawa kompleks lainnya (Suardana dkk, 2014).
Komentar
Posting Komentar