Sterilisasi Alat Laboratorium Mikrobiologi

 


STERILISASI ALAT PADA


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI




 








    NAMA             : REVI NOVITA SARI

NPM    : F0I020036

TINGKAT : 1(SATU) B

NAMA DOSEN : SUCI RAHMAWATI, M.FARM, APT


                                        






               PRODI D3 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AKADEMIK 2020/2021







BAB I


TUJUAN


Untuk mengetahui teknik-teknik sterilisasi alat di laboratorium mikrobiologi dan menerapkan teknik-teknik tersebut dalam melakukan sterilisasi alat-alat laboratorium .

Mengetahui jenis-jenis sterilisasi. 








































BAB II


LANDASAN TEORI


Sterilisasi adalah suatu proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba, termasuk spora, pada permukaan benda mati. Prosesnya dapat berupa pemanasan, pemberian zat kimia, radiasi, atau filtrasi (Gruendemann dan Fernsebner, 2006).

Sterilisasi adalah proses pemanasan yang dilakukan untuk mematikan semua mikroorganisme pada bahan makanan. Sterilisasi biasanya dikombinasi dengan pengemasan hermetis untuk mencegah kontaminasi ulang. Yang dimaksud pengemasan hermetis adalah pengemasan yang sangat rapat, sehingga tidak dapat ditembus oleh mikroorganisme, air, ataupun udara (Purnawijayanti, 2001).

Sterilisasi merupakan salah satu metode menggunakan uap air pada suhu 211oC selama beberapa waktu tertentu. Tujuan pemanasan adalah memusnahkan bakteri patogen dan spora bakteri elostridium bolulinum yang berbahaya. Metode sterilisasi yang paling umum dilakukan adalah menggunakan kaleng atau kemasan tetra pack (Yuyun dan Gunaisa, 2011)

Sterilisasi dalam pengertian medis merupakan suatu proses dengan metode tertentu dapat memberikan hasil akhir, yaitu suatu bentuk keadaan yang tidak dapat ditunjukkan lagi adanya mikroorganisme hidup. Metode sterilisasi cukup banyak, namun alternatif yang dipilih sangat bergantung pada keadaan serta kebutuhan setempat. Apapun pilihan metodenya, hendaknya tetap menjaga kualitas hasil sterilisasi. Kualitas hasil sterilisasi peralatan medis perlu dijaga terus mengingat risiko kontaminasi kembali saat penyimpanan dan terutama pada saat akan digunakan dalam tindakan medis (Darmadi, 2008). 

Sterilisasi dapat dilakukan baik dengan cara fisik maupun kimia. Metode fisik didasarkan pada tindakan pemanasan (proses autoclaving, sterilisasi ternal kering atau sterilisasi ternal basah), iradiasi (irradiasi-ƴ), atau pada pemisahan secara mekanis melalui filtrasi. Cara kimia mencakup sterilisasi gas dengan etilen oksida atau gas lainnya dan menyampurkan agens pensteril (misalnya glutalardehid) pada larutan desinfektan (Pruss, et al., 2002).

Sterilisasi dengan panas kering dilakukan dengan menggunakan oven. Sterilisasi dengan panas kering sering kali digunakan untuk mensterilkan perangkat kaca. Dalam keadaan kering, struktur protein bersifat lebih sabil dan tidak mudah rusak sehingga untuk mematikan organism diperlukan suhu panas kering yang jauh lebih tinggi dan lebih lama bila dibandingkan dengan suhu pada pemanasan lembap (Gunawan A. W, 2008).

Metode sterilisasi steam yaitu dengan cara penguapan dalam tekanan meresap kedalam benda yang permeabel dan menyebabkan koagulasi protein selular, yang dapat mematikan mikroba dan spora. Dan metode sterilisasi kimiawi caranya yaitu dengan menghentikan metabolisme protein seluler sehingga mematikan mikroba dan spora (Baradero, et al., 2009).

Sterilisasi dengan tekanan, metode sterilisasi yang biasa dilakukan untuk semua kirgi dan instrumen genggam adalah menggunakan autoklaf uap atau kimia. Instrument yang telah dibungkus kasa diautoklafkan selama 20 menit pada suhu 121ºC dan tekanan 15 psi. Ini akan membunuh semua bakteri, spora, dan virus (Walton dan Torabinejad, 2008). 

Sterilisasi  dalam  mikrobiologi  ialah  suatu  proses  untuk  mematikan  semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda atau daerah. Ketika untuk pertama    kalinya    melakukan    pemindahan    biakan    bakteri    secara    aseptic, sesungguhnya  hal  itu  telah  lama  menggunakan  salah  satu  cara  sterilisasi,  yaitu pembakaran.  Namun,  kebanyakan  peralatan  dan  media  yang  umum  dipakai  di dalam   pekerjaan   mikrobiologi   akan   menjadi   rusak   bila   dibakar.   Untungnya tersedia berbagai metode lain yang efektif. (Anonym, 2012).

Cara- cara  sterilisasi  dan  desinfeksi  yaitu  pembersihan,  sinar  matahari,  sinar ultraviolet,  sinar-x,  sinar-gamma,  pendinginan,  dan  pemanasan.  Macam-macam cara  sterilisasi  dengan  pemanasan  yaitu  pemanasan  dalam  nyala  api,  pemanasan dengan udara panas (dry heat oven), merendam dalam air mendidih (menggodog), pemanasan dengan  uap  air  yang  mengalir,  dengan  uap  air  bertekanan  (autoklaf), dan   cara  sterilisasi   benda -benda   yang   tidak   tahan   suhu   tinggi,   misalnya pasteurisasi,  tyndalisasi,  dengan  pengeringan,  dengan  penyaringan  (filtrasi),  dan dengan menggunakan zat kimia (desinfektan). (Indan, 2003).

Pematian    mikroorganisme    mendasari    metode    kerja    mikrobiologi    dan 

pengawetan bahan makanan. Pembebasan suatu bahan dari mikroorganisme hidup atau  dalam  stadium  istirahatnya  disebut  sterilisasi.  Jika  suatu  larutan  tidak  steril atau    yang    sudah    ditanami    kuman,    tanpa    dikehendaki    dicemari    oleh mikroorganisme,  peristiwa  ini  disebut  dengan  kontaminasi  atau  pencemaran. (Hans, 1994).

Sterilisasi yang umum dilakukan dapat berupa :

a.Sterilisasi  secara  fisik  (pemanasan,  penggunaan sinar  gelombang  pendek yang  dapat  dilakukan  selama  senyawa  kimia  yang  akan  disterilkan  tidak  akan berubah  atau  terurai  akibat  temperatur  atau  tekanan  tinggi).  Dengan  udara  panas digunakan alat “bejana/ ruang panas” (oven dengan temperatur 170°C -180°C dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas.

b.Sterilisai  secara  kimia  (misalnya  dengan  menggunakan  desinfektan,  larutan alkohol, dan larutan formalin.).

c.Sterilisasi  secara  mekanik,  digunakan  untuk  beberapa  bahan  yang  akibat pemanasan  tinggi  atau  tekanan  tinggi  akan  mengalami  perubahan  msalnya  adalah  dengan  saringan/filter.   Sistem  kerja  filter,  seperti  pada  saringan  lain  adalah melakukan  seleksi  terhadap  partikel-partikel  yang  lewat  (dalam  hal  ini  adalah mikroba). (Suriawira, 2005).

d.Sterilisasi dengan panas lembab,Sterilisasi  dengan  panas  lembab  biasanya  dilakukan  dalam  suatu  bejana logam  yang  disebut  autoklaf.  Sterilisasi  ini dilakukan dengan  uap  air  jenuh bertekanan  15  lb/in2 (15  Psi/  Pound  square  inch)  selama +15  menit  pada  suhu121°C. Suhu tersebut merupakan suhu sterilisasi terbaik untuk bahan-bahan yang akan disimpan dalam waktu yang cukup lama. Hubungan antara tekanan dan suhu tersebut  hanya  berlaku  bagi  tempat-tempat  pada  permukaan  laut.  Untuk  tempat -tempat   diatas   permukaan laut   diperlukan   tekanan   yang   lebih  tinggi   untuk mencapai suhu yang sama.

 Autoklaf  pada  umumnya  digunakan  untuk mensterilkan  bahan-bahan yang  dapat  ditembus  oleh  kelembapan  (tidak  menolak  air)  tanpa  merusaknya. Contoh  bahan  yang  dapat  disterilkan  dengan  autoklaf  adalah  media  biakan, larutan, kapas, sumbar karet, dan peralatan laboratorium. Kontak langsung antara uap air dan benda yang akan disterilkan amat penting bagi keberhasilan sterilisasi. Penataan  muatan  didalam  autoklaf  harus  agak  longgar  sehingga  memungkinkan tekanan uap air menembus ke seluruh bahan-bahan yang disterilkan tersebut.

Pengaruh     panas     lembab     di     dalam     proses     sterilisasi     ialah mengkoagulasikan  protein-protein  mikroba  dan  mengaktifkannya  secara  searah tak  terkebalikan.  Proses  sterilisasi dapat  berjalan  dengan  baik  jika  di  dalam autoklaf  hanya  terdiri  atas  uap  air  saja  tanpa  ada  udara.  Oleh  karena  itu,  udara yang  ada  di  dalam  autoklaf  harus  dikeluarkan  dahulu.  Setelah  di  dalam  autoklaf tidak  ada udara  lagi,  uap  air  dibiarkan  mengisi  ruangan  sampai  suhu  mencapai 121°C. Setelah suhu tersebut tercapai masih diperlukan waktu antara 11-12 menit untuk mematikan endospora bakteri yang tahan panas.

Beberapa  faktor  yang  perlu diperhatikan  dalam  sterilisasi  antara  lain  kepadatan  muatan,  volume  cairan,  dan  ukuran  wadah  yang  dipakai.  Umumnya bahan  yang  memakan  tempat  dan mendekati  kedap  air  memerlukan  pemanasan yang lebih lama. Volume media di dalam botol atau labu jangan sampai melebihi dua  pertiga  dari  tinggi  wadah.  Wadah  sterilisasi  yang  berukuran  kecil  semakin baik digunakan. Sebagai contoh jika ingin mensterilkan lima liter media lebih baik menggunakan lima  labu  yang  masing-masing  berisi  satu  liter  media  daripada menggunakan   satu   labu   berisi   lima   liter   media.   Volume   yang   lebih   kecil memerlukan  waktu  sterilisasi  yang  lebih  pendek.  Jadi,  lamanya  siklus  sterilisasi harus disesuaikan dengan ukuran dan jumlah wadah.

Halyang harus diperhatikan pula yaitubotol tidak boleh disumbat terlalu ketat  sehingga  kedap udara.  Untuk  menyumbat  dapat  digunakan  kapas  yang kemudian  dilindungi  dengan  kertas  atau  alumumium  foil  supaya  kapas  tidak terkena tetesan air sewaktu sterilisasi. Apabila perlu, dapat juga digunakansumbat karet, tutup sekrup, atau tutup plastik. Laju pendinginan dan pembebasan tekanan harus dilakukan dengan perlahan-lahan untuk mencegah pecahnya perangkat kaca pada waktu siklus sterilisasi telah selesai. Untuk itu, suhu di dalam autoklaf harus dibiarkan  turun  kembali  seperti  suhu  kamar  sebelum  tutup  autoklaf  dibuka. (Suriawira, 2005).










BAB III


ALAT DAN BAHAN 


Alat :

Flambir

Autoklaf


Bahan :

Aluminium foil

Beaker glass

Labu erlemyer 

Busen 

Kapas 






























BAB IV


PROSEDUR KERJA 


Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah :

Menyiapkan bahan-bahan yang akan di sterilisasikan.

Membungkus masing-masing alat ( misalnya erlemenyer , beaker glass, corong dan cawan petri ) dengan menggunakan kapas, kertas atau alumunium foil yang bersih secara rapat-rapat. 

Setelah membungkus alat-ala, kemudian memasukkannya ke dalam autoklaf bersuhu 170 °C- 180 °C selama dua jam.

Setelah dua jam, selanjutnya mengeluarkan alat-alat tersebut dari autoklaf.

Kemudian mendinginkan dari suhu kamar. Alat siap digunakan. 






























BAB V


HASIL DAN PEMBAHASAN 


HASIL


Gambar ketika proses sterilisasi dengan Autoklaf 

Keterangan 



Gambar  ketika  proses  pemanasan  Autoklaf  di atas kompor sebagai sumber panas.Pada  proses  ini  dibutuhkan  waktu  selama  15 menit  (dihitung  sejak  suhu  mencapai  121°C dan tekanan mencapai 15 Psi.Dan  tutupuap  keluar  dibuka  sekali-kali  untuk mendapatkan   suhu   dan   tekanan   yang   tetap yaitu 121°C dan tekanan 15 Psi.




Gambar pada saat Autoklaf selesai mensterilisasi benda-benda di dalam nya.Autoklaf    boleh  dibuka  pada  saat  tekanan  dan suhu  mencapai  angka  nol pada  alat  pengukur suhu dan tekanan yang terdapat pada Autoklaf ini.




PEMBAHASAN 


Sterilisasi    adalah    suatu    proses    dimana    kegiatan    ini    bertujuan   untuk Membebaskan alat atau bahan dari berbagai macam mikroorganisme. Suatu bahan atau  alat  bisa  dikatakan steril  apabila  bebas  dari  mikroorganisme  hidup yang patogen maupun tidak, baik dalam bentuk vegetatif ataupun bentuk non-  vegetatif (spora).

Sebelum  melakukan  percobaan  atau  praktikum  mikrobiologi  khususnya pada praktikum penanaman (inokulasi) mikroba, atau pada penelitian – penelitian lainnya mengenai  mikroba,  alat  yang  digunakan  harus  disterilisasi  terlebih dahulu  untuk menghindari  kontaminasi  dari  maikroba  atau  zat - zat  lain  yang menempel  pada bahan  atau  alat  yang  akan  digunakan.  Adapun  metode  sterilisasi  yang  digunakan pada   praktikum   kali   ini   yaitu   sterilisasi pemanasan   basah,   yaitu   dengan menggunakan autoklaf.

Adapun pembahasan pada praktikum kali ini adalah :

1.Persiapan  alat  yang  akan  di  sterilisasi  dengan  autoklaf,  yaitu  pertama perlakuan  pada  tabung  reaksi  yaitu  dengan  menyumbat lubang  tabung  reaksi dengan  menggunakan   kapas  sepadat  mungkin  tetapi  masih  dapat  dibuka (kapasnya,  tidak  menyumbat  selamanya).  Lalu  kedua  perlakuan  pada  cawan petri   yang   akan   di   sterilisasi   juga   menggunkan   autoklaf   yaitu   dengan membungkusnya  menggunakan  kertas  koran  pada  seluruh  permukaan  cawan petri  dengan  rapi.  Lalu  alat-alat  tersebut  pun  siap  untuk  di  sterilisasi  dengan autoklaf.

2.Sterilisasi dengan menggunakan autoklaf. Prinsip kerja autoklaf adalah menggunakan  uap  air  bertekanan  untuk  mensterilisasikan  suatu  benda dengan mengkoagulasikan protein pada bakteri sehingga bakteri akan mati. 

Sterilisasi menggunakan autoklaf ini termasuk kedalam sterilisasi panas basah karena menggunakan  uap  air  bertekanan  dalam  proses  men-steril-kan benda nya. Sterilisasi basah ini dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja yangdapat ditembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu 

yang  berkisar  antara  110°C  dan  121°C.  Bahan-bahan  yang  biasa  disterilkan dengan  cara  ini  antara lain  medium  biakan  yang  umum,  air  suling,  peralatan laboratorium,  biakan  yang  akan  dibuang,  medium  tercemar,  dan  bahan-bahan 

dari karet. (Anonym, 2012)

Ada  4  hal  utama  yang  harus  diingat  bila  melakukan  sterilisasi  basah, yaitu:

a.Sterilisasi  bergantung  pada  uap,  karena  itu  udara  harus dikosongkan betul-betul dari ruang autoklaf (sterilisator).

b.Semua  bagian  bahan  yang  disterilkan  harus  terkenai  uap,karena  itu tabung  dan  labu  kosong  harus  diletakan  dalam  posisi  tidur  agar  udara  tidak terperangkap di dasarnya.

c. Bahan-bahan  yang  berpori  atau  berbentuk  cairan  harus  permeabel terhadap uap.

d. Suhu   sebagaimana   yang   terukur   oleh   termometer   harus  mencapai 121°C dan dipertahankan setinggi itu selama 15 menit. (Anonym, 2012).




BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 


KESIMPULAN 

Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :1.Alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum mikrobiologi harus dalam keadaan steril atau bebas dari mikroorganisme baik yang patogen atau pun yang tidak. Baik yang vegetatif maupun yang non-vegetatif (spora).2.Metode sterilisasi antara lain secara fisik, kimia, dan mekamik.3.Sterilisasi dengan menggunakan autoklaf termasuk kedalam sterilisasi fisik yang menggunakan pemanasan basah ( menggunakan uap air bertekanan) yang dilakukan pada suhu 121°C dan tekanan 15 Psi selama 15 menit.4.Alat dan bahan yang disterilisasi dengan autoklaf ini harus dapat ditembus dengan uap air (bukan alat atau benda yang menolak uap air/hidrofobik).


SARAN 

Saran yang dapat di ajukan adalah agar dalam praktikum selanjutnya sebaiknya praktikan memeriksa atau mencek terlebih dahulu peralatan-peralatan yang akan digunakan untuk praktikum agar pada saat mengoperasikan alat benar-benar secara maksimal dan praktikan tidak kebingungan dalam penggunaannya saat praktikum. Dan praktikum harus lebih tertib lagi dalam menjalankan praktikum agar bisa mendapatkan hasil yang lebih baik. 












DAFTAR PUSTAKA

Anonym.2012. Jurnal pengenalan Alat dan sterilisasi.

http://www.farmasiq.blogspot.com/feeds/comment.default. 

Baradero, M., Dayrit, M.W., dan Siswadi, Y.  2009. Prinsip dan Praktik Keperawatan Perioperatif. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Indra. 2008. Sterilisasi (http://http//ekmon-saurus/bab-3-Sterilisasi/html).

Lukas, stefanus 2006. Formulasi steril. Andi. Yogyakarta.

Suriawira. 2005. Pengantar Mikrobiologi Umum. Angkasa. Bandung

Walton, R.E., dan Torabinejad, M. 2008. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia Edisi Tiga. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.












Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan UJI IDENTIFIKASI FENOL MENGGUNAKAN TABLET PARACETAMOL